KAJIAN TEOLOGIS MENGENAI KETUNDUKAN ISTRI DAN KEPEMIMPINAN SUAMI MENURUT EFESUS 5:22-25 DAN SIGNIFIKANSINYA DALAM KELUARGA

Wiwin rdiani

Abstract


Baik ketundukan istri terhadap suami maupun kepemimpinan suami terhadap istri bukanlah sesuatu yang mudah untuk dipahami secara harafiah. Semenjak kejatuhan manusia dalam dosa, mengakibatkan semua manusia memiliki natur keberdosaan yang sewaktu-waktu bisa saja melakukan kesalahan. Sehingga kesulitan dalam memahami pengertian ketundukan istri terhadap suami akan mempengaruhi pola pikir manusia dalam melakukan kebenaran sebagaimana Alkitab nyatakan. Manusia lebih mudah menilai bagaimana jika ketundukan dimanfaatkan untuk melakukan kekuasaan yang otoriter, demikian pula bagaimana jika istri sulit untuk dipimpin dan lebih cenderung melawan atau meremehkan kepemimpinan suami. Merujuk pada istilah kata  “tunduk” yang disematkan bagi istri, seperti terkesan memiliki sebuah kata “negatif” atau sesuatu yang telah dianggap “kuno”. Istri tunduk terhadap suami, sekilas menempatkan istri berada pada situasi buruk, lemah dan tak berdaya bahkan seperti tidak memiliki hak suara. Tunduk bukanlah sesuatu yang buruk jika dilihat dari kacamata Ilahi. Istri bersukacita karena ia tunduk kepada suaminya sendiri, yaitu suami yang mengasihinya dalam takut akan Tuhan dan ia memperoleh serta menikmati suatu karunia Allah yang tidak diberikan kepada setiap wanita. Begitu juga kepercayaan yang Tuhan berikan kepada suami untuk memimpin istri tentunya harus dilaksanakan sebagaimana Tuhan ajarkan. Kepemimpinan bukan berarti melakukannya dengan otoriter melainkan membawa istrinya dan seluruh anggota keluarga kepada satu kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan tentunya menjadi hal utama dalam memimpin keluarga. Itu sebabnya suami harus memiliki hubungan yang dekat kepada Tuhan yang memberikan mandat kepadanya agar mengerti rancangan dan kehendak Tuhan dalam membina keluarga dengan benar. Demikian pula pengertian dan pemahaman suami yang mengasihi istrinya karena menyadari bahwa Kristus adalah Kepala jemaat yang menyelamatkan. Kekepalaan suami tidak boleh digunakan untuk menghancurkan atau melumpuhkan istrinya atau membuat istrinya frustasi untuk menjadi dirinya sendiri. Kekepalaannya lebih kepada mengungkapkan perhatian daripada kontrol, tanggungjawab daripada aturan. Kristus telah berinisiatif dengan kasih setiaNya untuk mengasihi, merawat dan mendidik jemaat agar serupa dengan Dia yang menyelamatkannya. Keserasian dalam peran suami dan istri akan memberi dampak positif bagi pertumbuhan keluarga. Keluarga yang sehat, bermula dari suami-istri mengerti peran dan fungsinya masing-masing, sehingga tidak akan terjadi yang namanya kekacauan maupun overlap dalam peran kepemimpinan keluarga. setiap pribadi diarahkan untuk kembali kepada rancangan semula Allah dalam membentuk dan memberkati keluarga

References


Agama, S Gea - Voice of HAMI: Jurnal Teologi dan Pendidikan, and undefined 2019. 2019. ‘Konsep Tunduk Dan Mengasihi Berdasarkan Kolose 3: 18-19 Sebagai Landasan Bagi Keutuhan Rumah Tangga Kristen Di GPDI Filadelfia’. Stthami.Ac.Id.

Barclay, William. 1996. Pemahaman Alkitab Setiap Hari, Galatia - Efesus. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Barney, Kenneth. 1982. Rumah Tangga Kristen. Malang: Gandum Mas.

Baskoro, PK, M Pasaribu - Shalom: Jurnal Teologi Kristen, and undefined 2021. n.d. ‘Tinjauan Teologis Ungkapan Kata “Tunduk” Seorang Isteri Terhadap Suami Menurut Efesus 5: 22-24 Dan Aplikasinya Bagi Wanita Kristen Masa Kini’. Jurnal.Sttsyalom.Ac.Id.

Charles F. Pfeiffer Everett F.Harrison. 2013. Tafsiran Alkitab Wycliffe V - 3. Malang: Gandum Mas.

Duyverman, M.E. n.d. Pembimbing Ke Dalam Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Hinckley, K.C. 1989. Kompas Kehidupan Kristen Bandung. Bandung: Kalam Hidup.

Homnes, Anne. 1992. Perubahan Peranan Pria Dan Wanita Dalam Gereja Dan Masyarakat. Yogyakarta: Kanisius.

‘Http://Stthami.Ac.Id/Ojs/Index.Php/Hami/Article/View/6/5# - Penelusuran Google’. n.d.

Hutabarat, Christiani, Bobby Putrawan, Sekolah Tinggi Teologi Widya Agape, Sekolah Tinggi Teologi STAPIN Majalengka, and Jawa Barat. 2021. ‘Pengantar Pola Asuh Orang Tua Dalam Keluarga Kristen’. Stapin.Ac.Id 11, no. 2: 84–94.

Hutahaean, Wendy Sepmady. 2021. Kepemimpinan Keluarga Kristen. Ahlimedia Press: Malang.

J.L. CH. Abineno. 1982. Tafsiran Alkitab - Surat Efesus. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

John F.Macarthur, JR.Wayne A.Mack, Dkk. 1994. Pengantar Konseling Alkitabiah. Malang: Gandum Mas.

‘Kini: SUAMI ISTERI DALAM KELUARGA KRISTEN - Google Scholar’. n.d.

Kiuk, Inggrid Carolina. 2022. ‘Konsep Hubungan Suami-Istri Berdasarkan 1 Petrus 3:1-7’. Jurnal Kewarganegaraan 6, no. 3 (October): 6263–75. https://doi.org/10.31316/JK.V6I3.4130.

Kristen, Team Dirjen Bimas. 2021. Pedoman Keluarga Kristen Bahagia Dan Sejahtera. Jakarta.

Larry Christenson. 1970. Keluarga Kristen. Semarang: Yayasan Persekutuan Bitania.

Lessin, Roy. 2002. Disiplin Keluarga. Malang: Gandum Mas.

Lie, Tan Giok. 2018. Generasi Ke Generasi. Bandung: Visi Anugerah Indonesia.

Louis Berkhof. 2020. Doktrin Manusia. Surabaya: Momentum.

M.A Dr. Amir Hamzah. 2019. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: Literasi Nusantara.

Marxsen, Willi. 2000. Pengantar Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Merrill C. Tenney. 1992. Survei Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas.

Nababan, Damayanti. 2019. ‘KELUARGA KRISTEN SEBAGAI KELUARGA ALLAH’. Jurnal Christian Humaniora 3, no. 1: 1–11. https://doi.org/10.46965/JCH.V3I1.115.

Pembinaan Rohani Keluarga Terhadap Karakter Pemuda, Pengaruh, and Santy Sahartian Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup. 2019. ‘Pengaruh Pembinaan Rohani Di Keluarga Terhadap Karakter Pemuda Berdasarkan Kolose 2: 6-10’. Researchgate.Net 2. https://doi.org/10.34081/fidei.v2i1.30.

Saragih, A, JW Hasugian - JURNAL TERUNA BHAKTI, and undefined 2020. n.d. ‘Model Asuhan Keluarga Kristen Di Masa Pandemi Covid-19’. Stakterunabhakti.Ac.Id. Accessed 2 May 2021. http://stakterunabhakti.ac.id/e-journal/index.php/teruna/article/view/56.

Shaevitz, Marjorie Hansen. 1989. Wanita Super. Yogyakarta: Kanisius.

Simanjuntak, Junihot M, Dosen Sekolah, Tinggi Teologi, and Kharisma Bandung. 2018. ‘Belajar Sebagai Identitas Dan Tugas Gereja’. Ojs.Sttjaffray.Ac.Id 16, no. 1. https://doi.org/10.25278/jj71.v16i1.279.

Tong, Stephen. 1995. Keluarga Bahagia. Jakarta: LRII.

Triastanti Sekolah Tinggi Teologi Simpson Ungaran, Deni, and Sekolah Tinggi Teologi Simpson Ungaran. 2021. ‘Implikasi Faktor Pertumbuhan Rohani Keluarga Kristen Berdasarkan Efesus 5:22-6:4 Bagi Pembinaan Keluarga Di Gereja’. Integritas: Jurnal Teologi 3, no. 1 (June): 67–84. https://doi.org/10.47628/IJT.V3I1.54.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.